Sabtu, 06 November 2010

Kisah Penampung Pengungsi yang Jadi Pengungsi

Sleman - Hampir setiap kali Merapi menggeliat, warga Bunder, Purwobinangan, Pakem, Sleman, selalu menampung pengungsi dari desa di atasnya. Ketika harus mendapati desanya turut diterjang abu vulkanik, mereka pun terpaksa meninggalkan desa mereka.

Hal tersebut dikisahkan Madiyo Utomo, salah seorang warga Bunder yang turut merasakan suasana kepanikan luar biasa kala Merapi bererupsi pada Jumat (6/11) dini hari. Padahal kala itu warga Bunder tengah menerima tamu berupa pengungsi dari Kaliurang.

"Pada saat itu kami memang belum tidur. Tapi sangat kaget ketika abu dan hujan kerikil melanda kampung," ujar pria berusia sekitar 70 tahun ini dalam bahasa jawa krama di posko pengungsian Maguwoharjo, Sabtu (6/11/2010) WIB.
Lalu apa yang terjadi dengan warga Bunder dan warga Kaliurang yang ditampungnya? Mereka pun menyelamatkan diri dengan cara mandiri ke arah selatan. Sebagian besar di antara mereka menggunakan truk, namun juga tak sedikit yang menggunakan sepeda motor pribadi.

Warga mengaku proses 'pelarian' tersebut cukup memberi kesan mendalam bagi mereka. Sebabnya, meski tinggal di kaki gunung Merapi, mereka belum pernah sekali pun merasakan hujan kerikil sepanjang hidup mereka.
"Tiap kali ada kerikil besar yang mengenai helm, saya sampai menjerit. Takut, bingung dan gugup sekali rasanya," tandas salah seorang warga Bunder lainnya bernama Sri listiyono.
Bahkan Sri menungkapkan, sejak masa sesepuh dusun bunder terdahulu, kejadian mencekam seperti Kamis malam kemarin belum pernah terjadi. Ini yang membuat warga cukup panik kala debu vulkanik yang disertai kerikil menghujam ke permukaan bumi Sleman.

"Mungkin ini kejadian pertama kalinya sejak dusun Bunder ada," tukas Sri.
Hampir sebagian besar warga Bunder sendiri mengungsi di posko Maguwoharjo. Mereka menempati satu kapling yang berada di sebellah utara stadion.
Seperti diberitakan sebelumnya, aktifitas gunung Merapi yang telah meletus pada 26 Oktober silam sampai saat ini belum juga menurun intensitasnya. Malahan gunung teraktif di Indonesia ini meletus dahsyat pada Jumat (4/11) dini hari. Letusannya lebih besar dari sebelumnya.

Sejumlah pengungsi yang sudah berada di pengungsian juga terkena imbasnya. Zona aman yang sebelumnya sejauh 15 Km dari titik puncak pun diperjauh menjadi 20 Km.





Hampir semua dam di Kali Gendol dipenuhi kayu-kayu yang terbakar dan material Merapi sisa luncuran awan panas yang terjadi pada hari Jumat dinihari.


                                 Kali Blongkeng, 6 jan 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar