Kamis, 17 Maret 2011

Di Tengah Bencana Dahsyat, Warga Jepang Tetap Tertib

Jakarta - Dunia berdecak kagum dengan mentalitas masyarakat Jepang. Di saat terjadi bencana gempa dan tsunami yang mematikan, mereka tetap mengantre dengan tertib di supermarket untuk mendapatkan bahan makanan. Tidak ada rebutan, tidak ada kerusuhan!

Rupanya tidak hanya di supermarket saja suasana ketertiban di tengah bencana itu terlihat pada masyarakat negeri sakura. Ketika gempa baru saja terjadi, lalu lintas macet total. Namun, penduduk Jepang tetap bersikap tenang menghadapinya.

"Lalu lintas bagai di neraka dan sering kali hanya satu mobil dapat berjalan ketika lampu lalu lintas berubah menjadi hijau. Tapi semua begitu tenang dan mengemudi dengan aman dan memberikan jalan kepada satu sama lain," ucap salah salah satu pengendara, Arakawa.

Arakawa mengucapkan hal itu melalui akun twitter, yang lalu diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh seorang translator bernama Aya Watanabe (@vida_es_bella). Watanabe menghimpun beberapa tweet para korban gempa yang menunjukkan ketertiban dan rasa kesetiakawanan warga Jepang.


Masih di jalan raya, seorang pengguna jalan lain mengatakan, ia mengemudi selama 10 jam untuk pulang ke rumah saat gempa menghentak pada Jumat sore, 11 Maret lalu. Lalu lintas sangat padat. Namun, ia tidak mendengar bunyi klakson sekali pun.

"Yang terdengar hanyalah ucapan terima kasih antara satu sama lain, karena telah diberi jalan," katanya.

Sikap tetap tertib dan tidak emosional juga terlihat di stasiun-staiun kereta api. Seperti diberitakan, ketiga gempa terjadi, jaringan KA Tokyo Metro sempat menghentikan operasinya dengan alasan keselamatan penumpang.

Banyak penumpang yang terlantar di stasiun. Namun, mereka tetap menunggu dengan sabar sampai KA dapat beroperasi kembali. Para penumpang juga senang dengan cara petugas KA yang tetap melayani mereka dengan senyuman.

Seorang warga Jepang yang ingin menempuh perjalanan dari Oedo menuju Hikari Gaoka mengatakan, stasiun sangat penuh dengan penumpang. Sampai-sampai ada penumpang yang menunggu di luar gerbang tiket. Akan tetapi, semua tertib dan mengikuti arahan petugas stasiun.

"Kami membentuk garis sempurna. Tidak ada tali partisi. Tapi kami memberikan ruang untuk orang lain berjalan. Semua orang mengikuti petunjuk yang diberikan oleh staf stasiun. Ketenangan ini sangat mutlak dan nyata. Saya kagum dengan kekuatan mental orang-orang ini," kata dia.

Bagaimana dengan di Indonesia?

(irw/nrl)

Selasa, 08 Maret 2011

J Kristiadi: Jangan Harap Reshuffle Akan Untungkan Rakyat

Jakarta - Apa tujuan mendasar dari reshuffle kabinet? Apakah setelah dilakukan reshuffle pemerintah akan efektif? Pertanyaan-pertanyaan tersebut semestinya didiskusikan terkait rencana reshuffle kabinet.

Namun faktanya, pemerintah tidak pernah mendiskusikan apa tujuan reshuffle. Yang terlihat pemerintah SBY mengesankan hanya ingin bagi-bagi kekuasaan dengan reshuffle tersebut.

"Yang terlihat hanya bagi-bagi kekuasaan dan tidak ada urusannya dengan rakyat. Isu kayak gini memang menarik untuk dibicarakan untuk menaikkan andrenalin, tapi tidak untuk hal yang hakiki," kritik pengamat politik J Kristiadi.

Dengan hiruk pikuk tersebut, reshuffle tidak bisa diharapkan bisa menguntungkan rakyat. Terlebih dari nama-nama yang beredar yang akan masuk kabinet lebih dilandasi alasan politis ketimbang profesionalitas dan kapasitas.

"Kalau cuma kutak-kutik elit partai, misalnya anak siapa, tetangga dimasukkan ke kabinet, tidak akan ada perbaikan. Percuma ngomong reshuflle. Presiden ini yang harus diutamakan kepentingan masyarakat tidak cuma bagi-bagi kursi," tegas Kristiadi.

Berikut wawancara detikcom dengan J Kristiadi, pengamat politik dari CSIS:

SBY akan melakukan reshuffle kabinet. Bagaimana tanggapan anda tentang reshuffle tersebut?

Sebetulnya kita tidak ada gunanya ngomong reshuffle saat ini. Kalau benar-benar mau melakukan reshuffle harus ada niat yang mendasar reshuffle ini dicari orang yang kompeten sesuai agenda mendesak pemerintah hingga 2014.

Kalau yang dilakukan sekarang ini saya temukan bahasa Belanda, itu Rijsttafel, sajian makanan yang dibagikan pada tamu. Inicuma bagi-bagi kursi, tidak ada diskusi publik yang bisa meyakinkan setelah dilakukan reshuffle pemerintah akan efektif.

Tidak pernah ada dibicarakan apa tujuan reshuffle ini. Apakah tujuannya untuk membentuk pemerintahan yang efektif, apa agenda mendesak 3,5 tahun ke depan, tidak pernah itu dibicarakan.

Jadi apa yang diinginkan apa fokus dari reshuffle ini, sebetulnya apa yang dibicarakan dari reshuffle ini? Reshuffle ini untuk kenyamanan SBY saja dalam bernegosiasi transaksi. Ini hiruk pikuknya kan seperti menyusun kabinet dulu, seolah-olah akan menjadikan tim ideal, tim kabinet impian masyarakat, ya kan? Tapi agendanya, tidak ada yang jelas.

Urusan macet di Merak Presiden sudah mengeluarkan instruksi saja tidak mempan, macet tetap tidak teratasi. Lalu kemacetan Jakarta juga tidak pernah bisa diatasi. Kemudian kemacetan program pemerintahan juga tidak diselesaikan. Sampai sekarang
tidak ada yang greget yang bisa membuktikan reshuffle itu memiliki agenda untuk kepentingan rakyat. Yang terlihat hanya bagi-bagi kekuasaan dan tidak ada urusannya dengan rakyat. Isu kayak gini memang menarik untuk dibicarakan untuk menaikkan andrenalin, tapi tidak untuk hal yang hakiki.

Semestinya dalam reshuffle harus seperti apa?

Harus ada isu yang mendasar siapa yang diuntungkan dari reshuffle ini? Reshuffle harus menguntungkan rakyat. SBY kurang kuat apa, dia dipilih 60 persen rakyat. Kalau mau reshuffle pilih orang yang kompeten. Tapi kalau asal pilih jangan harap reshuffle akan menguntungkan rakyat.

Kalau reshuffle, jadi sebaiknya kalangan profesional yang diajak masuk kabinet?

Bisa profesional yang ada dukungan politik. SBY bisa menyampaikan pada partai politik, misalnya hai partai A, partai B, saya akan mengganti Menteri ESDM, siapa orang yang kompeten mengerti ini. Saya juga akan mengganti Menteri PU untuk memperbaiki infrastruktur, siapa kader anda yang paling hebat menguasai masalah infrastruktur? Kalau di parpol tidak ada, cari di luar partai.

Kalau cuma kutak-kutik elit partai, misalnya anak siapa, tetangga dimasukkan ke kabinet, tidak akan ada perbaikan. Percuma ngomong reshuflle. Presiden ini yang harus diutamakan kepentingan masyarakat tidak cuma bagi-bagi kursi.

Apakah reshuffle kabinet tidak akan ada gunanya?

Publik harus mengingatkan sekarang ini kita menari di gendang politik yang dangkal. Media semestinya memberikan pencerahan.

Gonta-ganti menteri tidak akan ada gunanya kalau tidak jelas agenda mendasar apa yang ingin dicapai selama pemerintahan 3,5 tahun ke depan ini.

Rakyat itu sudah menunggu lama kerja nyata pemerintah. Misalkan mengatasi macet tidak cuma diinstruksikan tapi harus dilaksanakan. Masalah macet di Merak, kurang listrik dan masalah infrastruktur itu masalah yang jelas-jelas harus diatasi.

Kabinet bisa diisi siapa saja yang kompeten, bisa profesional bisa parpol asal ada kepemimpinan yang bisa menegaskan mereka benar-benar bekerja untuk melaksanakan agenda yang mendesak untuk kepentingan kesejahteraan rakyat.

Apa agenda yang mendesak dilakukan pemerintahan 3,5 tahun ke depan ini?

Ada berbagai macam, di bidang politik yaitu membangun pilar dan struktur kekuasaan yang lebih jelas. Negara kita kan sistem presidensial, dalam presidensial itu tidak ada oposisi. Sekarang ini kan tidak jelas, kita presidensial apa parlementer. Lalu Otonami daerah, keunikan harus dihargai di daerah.

Bidang ekonomi, kemiskinan harus dikurangi. Bidang hukum, korupsi harus dibasmi. Agenda itu harus ditanamkan betul. Jangan kemudian ada insidental usul Pansus Mafia Pajak tidak cocok lalu dilakukan reshuffle. Itu kan pendangkalan politik yang menenggelamkan bangsa.

Harus ada agenda jelas reshuffle itu untuk tujuan apa, pilih yang kompeten, tidak perlu orang partai, bisa dari orang-orang yang punya afiliasi cita-cita luhur. Jangan tetangga, anaknya dimasukin, lama-lama abdi dalam juga dimasukin.

Jadi sebaiknya SBY tidak perlu takut Golkar dan PKS berada di luar kabinet?

Tidak usah takut. 60 Persen rakyat itu mendukung SBY. Kalau mau reshuffle untuk kepentingan rakyat harus jelas. Tapi sekarang ini kan tidak jelas, ini hanya hiruk pikuk seperti menyusun kabinet seperti akan membentuk dream tim, tapi kemudian ternyata hanya pepesan kosong.

Dalam reshuffle ini, PKS kabarnya akan dikeluarkan dari koalisi, bagaimana tanggapan anda?

Kalau PKS disingkirkan apa dosanya PKS? Ada 11 agrement, dan bila melihat itu sangat sulit menilai mana yang menyimpang. Lalu kenapa Golkar yang juga galak bisa bebas dari dosa itu?

PKS dan Golkar tidak perlu takut berada di luar pemerintahan?

Kalau memang parpol yang bagus, PKS harus tunjukkan PKS itu partai yang berkarakter, di mapun ia berada ia akan selalu bersih, adil dan profesional. Tidak perlu takut. Perjuangan itu kan jangka panjang.

Golkar tidak perlu balas dendam, ngapain balas dendam? Kalau kita punya niat luhur, di luar atau di dalam kekuasaan itu sama mulianya.

(iy/diks)