Kamis, 04 November 2010

Kronologi Aktivitas Gunung Merapi Mulai Pagi Hari

Gunung Merapi tak kunjung berhenti menyemburkan awan panas sejak Rabu(3/11)
siang kemarin hingga pagi ini, Kamis(4/11) siang. Hujan abu vulkanik yang dihasilkan dari gunung ini bahkan sudah mencapai berbagai kawasan yang jaraknya cukup jauh dari Merapi.

Menurut Waluyo Raharjo selaku koordinator Basarnas Merapi seperti ditemui
detikcom di Posko Utama Pakem, Sleman, Yogyakarta. Sejak pukul 24.00 WIB Rabu (3/11), guncangan lokal sudah terjadi puluhan kali.

Gunung Merapi sendiri masih memuntahkan awan panas sejak kembali meletus pukul 06.00 WIB pagi tadi dan masih bisa terlihat secara visual awan panasnya menyembur hingga 5.000 meter dengan arah angin ke barat.

"Sementara untuk debit lahar dingin di Kali Kuning sudah menurun, tidak sederas kemarin sore," tukas Waluyo yang melihat langsung ke lokasi pukul 10.00 WIB tadi.

Berikut Kronologi Aktivitas Merapi pada 4 November berdasarkan laporan tim
Basarnas di Posko Utama Pakem, Sleman, Yogyakarta:

-Pukul 24.00 WIB dilaporkan guncangan gempa lokal sudah terjadi puluhan kali di sekitar kawasan Merapi.

-Pukul 06.00 WIB Gunung Merapi kembali meletus dan bisa terlihat secara visual awan panasnya menyembur hingga 5.000 meter dengan arah angin ke barat.

-Pukul 10.00 WIB debit lahar dingin di Kali Kuning dilaporkan sudah mulai
berkurang dan tidak sederas kemarin sore.

-Pukul 11.30 WIB suara seismograf yang terdengar melalui HT (Handy Talky) di
Posko Utama Pakem menandakan bahwa Gunung Merapi masih 'terbatuk-batuk' dengan tingkat erupsi yang tidak begitu tinggi.

-Pukul 12.00 WIB masih terjadi erupsi. Cuaca di kawasan Merapi mendung tebal dan hujan sehingga menyulitkan pantauan visual Gunung Merapi.

-Pukul 12.15 WIB debit lahar dingin di Kali Gendol dan Kali Boyong mengalami
peningkatan akibat hujan yang melanda kawasan Merapi. Sementara itu belum ada laporan peningkatan debit di Kali Kuning dan Kali Woro.

"Suara seismograf seperti itu juga pasti menandakan ada awan panas yang
menyembur. Hanya saja kita belum bisa mengetahui ke arah mana awan panasnya," ujar salah seorang anggota Basarnas di Posko Utama Pakem.

Waluyo sendiri meyakinkan walau secara visual tidak bisa melihat arah semburan Merapi namun jarak 15 km kemungkinan besar masih aman.



(detiknews)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar