Selasa, 30 November 2010

KEISTIMEWAAN DIY - Warga Yogya Akan Melawan

YOGYAKARTA, KOMPAS.com — Pendukung keistimewaan Yogyakarta pro-penetapan marah dan bertekad melakukan perlawanan politik secara masif terhadap pemerintah pusat jika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bersikukuh memaksakan konsep pemilihan gubernur dan wakil gubernur DI Yogyakarta dalam Rancangan Undang-Undang Keistimewaan DIY.

Pendukung pro-penetapan siap menggelar sidang rakyat untuk menetapkan sendiri Sultan Hamengku Buwono dan Paku Alam sebagai gubernur dan wakil gubernur DIY.

Mereka yang pada hari Senin (29/11/2010) menyatakan dukungan penetapan gubernur dan wakil gubernur adalah Paguyuban Dukuh Se-DIY Semarsembogo di Yogyakarta, Paguyuban Kepala Desa dan Perangkat Desa Se-DIY, Gerakan Semesta Rakyat Jogja (Gentaraja), Forum Komunikasi Seniman Tradisi Se-DIY, Parade Nusantara, komunitas Duta Sawala Dewan Musyawarah Kasepuhan Masyarakat Adat Tatar Sunda di Kuningan Jabar, pakar hukum tata negara dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY) Hestu Cipto Handoyo, serta dua guru besar emeritus administrasi pemerintahan dan sosiologi dari Universitas Airlangga Surabaya, Soetandyo Wignyosoebroto, dan Hotman Siahaan.

Sebelumnya, beberapa media memberitakan, terkait penyusunan Rancangan Undang-Undang Keistimewaan (RUUK) DIY, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada saat membuka rapat kabinet terbatas di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (26/11/2010), menyatakan, nilai-nilai demokrasi tidak boleh diabaikan. Oleh karena itu, tidak boleh ada sistem monarki yang bertabrakan, baik dengan konstitusi maupun dengan nilai-nilai demokrasi.


Menanggapi hal tersebut, Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono (HB) X menyatakan, ”Saya tidak tahu yang dimaksud dengan sistem monarki yang disampaikan pemerintah pusat. Pemda DIY ini sama sistem dan manajemen organisasinya dengan provinsi-provinsi yang lain, sesuai dengan Undang-Undang Dasar, UU, dan peraturan pelaksanaannya.”

”Apakah yang dimaksud monarki itu karena kebetulan Sultan menjadi gubernur?” tanya Sultan HB X kepada pers di Kantor Gubernur Kepatihan, Yogyakarta, Sabtu (27/11/2010).

Sultan HB X menyatakan, apabila ia sebagai Sultan dianggap pemerintah pusat mengganggu penataan pemerintahan di DIY terkait pemilihan atau penetapan gubernur DIY, Sultan akan mempertimbangkan kembali jabatan gubernur yang dijabatnya itu. ”Kalau sekiranya saya dianggap pemerintah pusat menghambat proses penataan DIY, jabatan gubernur yang ada pada saya ini akan saya pertimbangkan kembali,” katanya.

Sementara di tingkat nasional, mayoritas fraksi di DPR pusat pun beberapa waktu lalu telah menyatakan mendukung penetapan gubernur dan wakil gubernur DIY.

Komunitas dan organisasi kemasyarakatan, para ilmuwan, serta politisi di DPR menilai pemerintah pusat selama ini—oleh kepentingan politik praktis—cenderung mengabaikan fakta sejarah nasional dan sumbangsih besar Yogyakarta bagi tegaknya Republik Indonesia muda ketika itu sehingga tetap lestari dan kokoh sampai sekarang.

Ketua Duta Sawala Dewan Musyawarah Kasepuhan Masyarakat Adat Tatar Sunda Eka Santosa mengatakan, proses pengangkatan Sultan HB X menjadi Gubernur DIY oleh rakyatnya merupakan kearifan lokal.


Kompas Cetak
Sumber :

MPR: SBY Harus Hormati Keistimewaan Yogya

Jakarta - Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) berharap Presiden SBY memahami keistimewaan Yogyakarta. MPR minta Presiden memahami keinginan rakyat Yogyakarta agar Sultan langsung otomatis menjadi Gubernur DIY.

"Presiden harus punya kearifan dalam melihat aspirasi masyarakat Yogyakarta. Bagaimanapun Yogyakarta punya latar belakang sendiri yang karenanya mendapat keistimewaan dan dijamin konstitusi," ujar Wakil Ketua MPR, Lukman Hakim Saifuddin, kepada wartawan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (30/11/2011).



Lukman juga mengkritik pernyataan SBY yang menyinggung sistem monarki. Menurutnya, posisi Sultan sebagai Gubernur DIY tidak ada kaitannya dengan monarki kepemimpinan.

"Sebenarnya monarki itu lebih pada kultural bukan politik. Pemerintahan Yogyakarta itu sudah sama tata kelola pemerintahannya dengan republik ini," kritik Lukman.

Untuk itu menurut Lukman, sudah seharusnya SBY memberikan hak kepada Sultan Yogya agar langsung menjadi Gubernur DIY. Sebab, warga Yogyakarta tak mau diusik.

Jika Copot Keistimewaan Yogya, Kembalikan Dulu 5 Juta Gulden Plus Bunga

Jakarta - Daerah Istimewa Yogyakarta paling berperan saat Republik Indonesia mengalami masa-masa sulit di masa awal kemerdekaan. Jutaan gulden dikucurkan dari kocek pribadi kraton untuk membayar para pegawai pemerintah tiga bulan pertama pemerintahan dipindah ke Yogya. Ibaratnya, Yogyakarta merawat bayi RI yang baru lahir."Kita hendaknya hargai sejarah, termasuk membalas budi kepada DIY, termasuk juga Sultan HB IX. Pada tahun 1945-1948 bahkan sampai awal 1949, Yogyakarta bagaikan bidan yang merawat bayi RI yang baru lahir," kata sejarawan LIPI, Asvi Warman Adam, saat dihubungi detikcom, Selasa (30/11/2010).

Pada tahun-tahun tersebut, Ibukota Indonesia yang masih berada di Jakarta sedang dalam suasana mencekam. Ribuan orang tewas dibantai oleh Belanda, Jepang, dan bahkan penduduk pribumi sendiri hingga akhirnya Soekarno-Hatta pun mengungsi ke Yogyakarta."Bayangkan, Soekarno dan keluarganya bersama Hatta waktu itu ke Yogyakarta naik satu gerbong ke Yogya tanpa bawa apa-apa. Kemudian ditampung di Yogya oleh Sultan HB," papar Asvi.



Tak cuma itu, para pegawai pemerintah pun saat itu yang menggaji adalah Kraton Yogya. Sedikitnya 5 juta gulden telah dikeluarkan oleh pihak kraton untuk menggaji para pegawai pemerintah kala itu. "Kalau mau mencopot keistimewaan Yogyakarta, kembalikan dulu 5 juta gulden termasuk bunga-bunganya. Zaman dulu uang segitu banyak banget," papar Asvi.Bahkan, imbuh Asvi, saat Soekarno dan Hatta ditahan oleh pemerintah Belanda, baik Fatmawati Soekarno dan Rahmi Hatta, hidupnya juga masih dibiayai oleh Sultan HB IX. "Ibu Rahmi Hatta mengakui diberi 300 gulden," ujarnya.

RUU Keistimewaan DIY pertama kali diusulkan pada 2002 dan hingga kini belum juga diserahkan kepada DPR. Substansi kontroversial yang menyebabkan RUU ini tak juga beringsut aadalah kemimpinan DIY apakah dipilih langsung atau ditetapkan.Presiden SBY memerintahkan RUU itu intens digodok. Dia menyebutkan,"Tidak mungkin ada sistem monarki yang bertabrakan baik dengan konstitusi maupun nilai demokrasi."

Statemen ini dimaknai bahwa SBY ingin Gubernur DIY dipilih lewat pilkada. Statemen itu juga disebut melukai perasaan warga Yogya.
(anw/nrl)

Selasa, 23 November 2010

KASUS GAYUS Kejagung Pilih Polri ketimbang KPK


JAKARTA, KOMPAS.com — Kejaksaan Agung lebih memilih penanganan kasus korupsi Gayus Tambunan tetap ditangani Polri ketimbang disupervisi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi.
Kalau masih mampu ditangani kepolisian, kenapa harus diambil alih?
-- Babul Khoir Harahap
"Kalau masih mampu ditangani kepolisian, kenapa harus diambil alih?" kata Kapuspenkum Kejagung Babul Khoir Harahap di Kejagung, Jakarta, Senin (22/11/2010).
Pasalnya, menurut Kejagung, Polri telah memperlihatkan kesungguhan dan profesionalitas dengan terus mengusut tuntas kasus ini. "Sekarang masih jalan kok perkaranya," katanya.
Oleh karenanya, lanjut Babul, tak ada alasan bagi KPK untuk menyupervisi penanganan kasus korupsi Gayus Tambunan yang berada di tangan Polri itu. "Kecuali kalau perkara ini berlarut-larut. Menggantung. Tapi kenyataannya kan tidak. Perkara pajaknya sedang disidang, dan perkara suapnya juga sedang dalam penyilidikan," katanya

Lalu apakah jika penanganan perkara Gayus itu menggantung dan berlarut-larut, Kejagung akan setuju KPK melakukan supervisi? "Bila itu berlarut-larut. Kejagung siap menyelesaikan. Tidak perlu ditangani KPK. Kejagung siap menyelesaikan masalah Gayus sendiri," jawabnya.

Sempat Menggeliat Semalam, Merapi Terpantau Tenang Pagi Ini

Setelah sempat mengeluarkan awan panas tadi malam, aktivitas Gunung Merapi terpantau stabil pagi ini. Namun kabut menyelimuti Merapi sehingga menyulitkan pemantauan visual.Berdasarkan data seismograf Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK), Selasa (23/11/2010) pukul 00.00-10.00 WIB tidak terjadi awan panas. Tentunya ini menjadi kabar gembira mengingat pada hari Senin kemarin muncul awan panas lima kali dalam kurun waktu 24 jam.

Tiga awan panas terjadi pada pagi hari dan dua sisanya pada Selasa malam. Namun berdasarkan pengamatan BPPTK, awan panas tersebut berskala kecil dan jarak luncurnya tidak sampai melebihi zona bahaya yang sudah ditetapkan. "Tidak terpantau jelas karena tertutup kabut. Tapi kemungkinan jarak luncurnya tidak lebih dari 3 kilometer," tukas Petugas Piket BPPTK Hariadi kepada detikcom, pagi ini.


Sementara itu dalam kurun waktu pukul 00.00-06.00 hari ini tercatat terjadi gempa vulkanik sebanyak satu kali dan guguran enam kali. Multiphase 17 kali dan tremor beruntun terus terjadi.Titik api diam juga terus terpantau di CCTV BPPTK yang ada di Deles, Klaten dan di Kaliurang, Sleman semalaman. Pengamatan sering terhalang karena kabut beberapa kali menyelimuti Merapi pagi ini.

Status Merapi sendiri masih dalam level awas, meski pemerintah telah mempersempit zona bahaya di Merapi. Untuk Kabupaten Sleman di wilayah sebelah barat Kali Boyong radius bahaya menjadi 10 km. Sementara yang berada di timur sungai tersebut sampai ke Kali Gendol, radius bahaya menjadi 15 km. Untuk wilayah Magelang dan Boyolali juga mengalami penurunan yakni masing-masing 5 kilometer dan 10 kilometer. Sedangkan Klaten tetap berada di radius 10 km.

Senin, 22 November 2010

Kompol Iwan Siswanto Kembali Diperiksa

JAKARTA, KOMPAS.com - Tersangka Kompol Iwan Siswanto, mantan Kepala Rutan Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, kembali menjalani pemeriksaan hari ini, Senin (22/11/2010), terkait kasus menerima suap dari Gayus Halomoan Tambunan di Bareskrim Mabes Polri.

"Dijadwalkan jam 10.00," ucap Burhan Bangun, penasihat hukum Iwan Siswanto, saat dihubungi wartawan.
Burhan mengatakan, dia belum tahu apa materi pemeriksaan hari ini. "Mungkin tambahan dari pemeriksaan kemarin," kata dia.


Kepala Biro Pengamanan Internal Divisi Profesi dan Pengamanan Polri, Brigjen Budi Waseso, mengatakan, pihaknya akan melakukan rapat untuk mengevaluasi pemeriksaan terhadap Iwan Siswanto hari ini. Mengenai jadwal sidang kode etik terhadap Iwan, Budi belum dapat memastikan. "Masih dirapatkan dulu. Nanti kalau sidang kami juga kabari," ucap dia.

Seperti diberitakan, Iwan Siswanto diduga menerima uang dari Gayus setelah memberi izin ke Gayus untuk keluar dari rutan sejak Juli 2010. Total suap yang dia terima yakni senilai Rp 368 juta. Dari rumahnya, polisi menyita satu buku tabungan BCA, satu kartu ATM, dan bon pembelian emas sebanyak tiga lembar.

Hingga saat ini, belum jelas dari mana uang Gayus untuk menyuap Iwan dan para petugas. Berbagai pihak memperkirakan Gayus masih memiliki simpanan uang di luar dari harta yang diblokir penyidik.

Pasar di Lereng Merapi Kembali Beraktivitas

Metrotvnews.com, Sleman: Pasar-pasar di sekitar lereng Gunung Merapi, Sleman, Senin (22/11) mulai beraktivitas. Pasar-pasar itu sempat diamankan karena berlokasi di radius kurang dari 20 kilometer.

Salah satunya pasar Jangkang, Desa Widodomartani, Kecamatan Ngemplak. Pasar ini berada pada jarak 16,5 kilometer dari puncak Merapi. Meski demikian, para pedagang belum berani menyediakan dagangan dalam jumlah besar. Selain kesulitan memeroleh dagangan, mereka juga khawatir tidak mendapat pembeli. (Agus Utantoro/**)

Seandainya Gayus Dibunuh


Oleh Imam Anshori Saleh

Beruntung Gayus HP Tambunan masih hidup. Bagaimana seandainya dia dibunuh saat ”pelesiran” ke Bali atau sebelumnya, saat-saat mangkir dari Rumah Tahanan Brimob Kelapa Dua? 

Pertanyaan ini bukan mainmain. Mengingat spektrum kasus ”mafia pajak” sekaligus ”mafia peradilan” Gayus HP Tambunan (sebut saja Gayus) sangat luas dan melibatkan banyak pihak, bukan tidak mungkin ada pihak-pihak yang terkait dengan kasus Gayus ingin aman dengan cara menghabisi Gayus. 

Sejumlah pengamat dan pengacara Gayus, Adnan Buyung Nasution, menilai proses peradilan Gayus tidak mengungkap semua pihak yang terkait. Tak semua wajib pajak penyuap Gayus diungkap di pengadilan. 

Yang terkait dengan kasus Gayus selain para wajib pajak yang belum sempat disebut di pengadilan, bisa juga para pegawai pajak atasan Gayus, para jaksa, para polisi, dan para hakim yang terkait dengan rekayasa pajak dan rekayasa peradilannya.

Sebagaimana diberitakan media massa, polisi yang dinyatakan bersalah dalam perekayasaan peradilan Gayus dan sudah divonis baru Komisaris Polisi Arafat dan Ajun Komisaris Polisi Sri Sumartini, di pihak hakim yang mengadili hanya Ketua Majelis Hakim Muhtadi Asnun yang dijatuhi hukuman, belum ada jaksa yang dijatuhi hukuman. 

Belum lagi yang berkaitan dengan bocornya rencana tuntutan hukuman Gayus yang sedang dalam proses penyidikan, dan yang terlibat upaya rekayasa dalam rangka merintangi penyidikan kasus Gayus dan seterusnya dan seterusnya. 

Pertanyaan di atas juga muncul karena menurut pengakuan Gayus maupun Kepala Rutan Brimob Komisaris Polisi Iwan, Gayus berkali-kali keluar tahanan tanpa pengawalan petugas dari Rutan Brimob sebagaimana mestinya. Karena itu, jika ada pihak yang ingin menghabisinya bisa melakukannya dengan sangat mudah tanpa terlacak jati dirinya. Dengan demikian, tamatlah riwayat penuntasan ”mafia pajak” dan ”mafia peradilan” yang selama ini menyita perhatian kita dan melibatkan Satgas Anti Mafia Hukum, kepolisian, kejaksaan dan lain-lain. 

Bisa buntu 
Yang terjadi seandainya Gayus dibunuh, semua pengusutan kasus mafia pajak dan mafia peradilan bisa buntu. Orang-orang yang terlibat (”mafioso”) dalam kasus Gayus, baik dalam perpajakannya, penyidikan di kepolisian, penuntutan di kejaksaan, peradilan di pengadilan, pemberian izin ”pelesiran” di rutan, semuanya bisa lolos. Dan yang terpenting, kasus Gayus gagal dijadikan momentum untuk memberantas ”mafia perpajakan” dan ”mafia peradilan”.
Seandainya Gayus dibunuh, banyak kasus di seputar mafia perpajakan dan seputar mafia peradilan hanya menjadi cerita tak berujung.
Kita kembali melihat mengapa Gayus dan para terdakwa lainnya ditahan dalam rumah tahanan. Dalam bahasa yang lebih umum, apa sebenarnya tujuan penahanan. Pasal 21 (1) Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) kita mengatur ada tiga alasan penahanan.

Pertama, agar terdakwa tidak melarikan diri; kedua, agar tidak menghilangkan barang bukti; dan ketiga, agar tidak mengulangi perbuatannya. Dengan begitu mudahnya Gayus meninggalkan rutan dan tanpa pengawalan, kemungkinan melarikan diri dan menghilangkan barang bukti itu begitu gampang dilakukannya. Dengan demikian, tujuan penahanan di rutan tidak tercapai lagi. 

Nyatanya Gayus tidak melakukan ketiga hal tersebut. Dia berkali-kali keluar rutan dan berkali-kali kembali lagi. Kalau saja dia tidak terjepret fotografer harian Kompas, barangkali dia masih akan mengulang lagi keluar masuk tahanan tanpa diketahui publik. 

Tetapi bagaimana jika seandainya Gayus dibunuh atau mengalami kecelakaan dan meninggal? Maka, kasus tewasnya Nasrudin Zulkarnanen, Direktur PT Rajawali Banjaran, yang melibatkan Ketua KPK Antasari Azhar, akan terulang. Dalam kasus tewasnya Nasrudin, banyak sisi gelap tentang isu pelemahan KPK yang tidak terungkap. 

Dalam kasus Gayus ini, seandainya Gayus dibunuh, banyak kasus di seputar ”mafia perpajakan” dan seputar ”mafia peradilan” hanya menjadi cerita tak berujung. Para ”mafioso” akan menari-nari dan bebas melakukan praktik permainan pajak dan permainan peradilan bersama ”Gayus-Gayus” lainnya. 

Tak tepat sasaran 

Setelah kecolongan ”pelesiran” Gayus dari rutan lalu ada gerakan ramai-ramai para akademisi dan praktisi dengan mensimplifikasikan solusi ”pemiskinan” terhadap para tahanan atau narapidana koruptor agar mereka tidak bisa seenaknya mengatur para oknum penegak hukum. Tentu usulan ini tidak tepat sasaran, terutama dalam konteks Gayus, karena belum pasti orang seperti Gayus itu keluar tahanan atas kehendak dan biaya sendiri. 

Dalam kasus-kasus korupsi yang melibatkan banyak pihak dan berskala besar bisa dipastikan banyak pihak yang mempunyai kepentingan. Selama dapat mengamankan dirinya dan menyelamatkan praktik busuknya dengan mengeluarkan dana berapa pun bagi mereka tidak menjadi soal. Mungkin bagi mereka dana yang dikeluarkan untuk ”rekanan koruptor” itu dianggap sekadar pengeluaran dana taktis atau dana pengembangan usaha. 

Yang terpenting bagi mereka bisa melangsungkan usaha dan terlepas dari ancaman penjara. Bukankah dalam kamus kejahatan berlaku rumus kebohongan yang satu ditutup dengan kebohongan lainnya, kejahatan ditutup dengan kejahatan pula. Bahkan, kalau perlu, membunuh pun bisa jadi pilihan. 


IMAM ANSHORI SALEH 
Mantan Anggota Komisi III DPR RI

Senin, 15 November 2010

Gayus Tersangka Kasus Penyuapan

Polisi secara resmi telah menetapkan Gayus Halomoan Tambunan sebagai tersangka kasus dugaan penyuapan kepada pejabat Polri, terkait kaburnya dia dari sel Rumah Tahanan Mako Brimob, Depok, Jawa Barat.

Penetapan status Gayus menjadi tersangka dijelaskan Kabareskrim Komjen Ito Sumardi, di kantornya, Senin (15/11) pagi. Ito mengatakan, pihaknya telah mengirimkan Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP) ke kejaksaan hari ini. "Ya SPDPnya dikirim ke kejaksaan hari ini," ujar Konjem Ito Sumardi kepada wartawan.


Gayus Halomoan Tambunan dikenai sejumlah pasal tentang penyuapan. Seperti diberitakan sebelumnya,Gayus telah menyuap mantan Karutan Mako Brimob Komisaris Polisi Iwan Siswanto Rp3,5 juta seminggu dan bawahannya Rp1,5 juta seminggu. Jadi sejak ditahan hingga tertangkap basah sedang berada di Bali pekan lalu, Gayus telah menggelontorkan uang sogokan sebesar Rp368 juta.

Hari Ini, Email Facebook Dirilis

Lifestyle + / Senin, 15 November 2010 07:15 WIB

Metrotvnews.com, Jakarta: Untuk fans Facebook, ada rumor yang menyatakan Anda akan mendapatkan alamat email yang diakhiri dengan @facebook.com. Layanan email itu diperkirakan bisa dinikmati paling cepat Senin (15/11), demikian seperti dikutip dari PcWorld.

Layanan surat elektronik besutan Facebook mungkin membuat ngeri raksasa pencari data Google yang sebelumnya memblok akses pengguna akun Gmail di Facebook. Dengan adanya layanan ini, data pengguna akan jatuh di bawah kendali Facebook.Layanan dikabarkan tidak hanya berupa versi update dari inbox Facebook yang ada saat ini. Namun layanan email barunya dipastikan akan bersaing dengan layanan lain seperti Gmail dan Hotmail.

Proyek pembuatan email yang bertajuk Project Titan itu rencananya diumumkan dalam acara Web 2.0 Summit di San Francisco, hari ini. Rumor layanan email Facebook sebenarnya muncul sejak Februari lalu. Pengguna Facebook otomatis terkoneksi dengan email personal your@facebook.com.

Jika benar diluncurkan hari ini, email facebook langsung menyalip para raksasa pemilik layanan email. Di antaranya hotmail yang punya 361 juta pengguna, Yahoomail yang memiliki 273 juta pengguna dan Gmail yang punya 193 juta pengguna.(MI/RAS)

Pewarta Foto Aksi di Bundaran HI Bela Pemotret 'Gayus'

Para pewarta foto akan melakukan aksi unjuk rasa di Bundaran Hotel Indonesia. Mereka ingin menyatakan pada masyarakat bahwa tidak ada rekayasa foto yang dilakukan Agus Susanto saat memotret pria yang mirip Gayus ini dalam pertandingan tenis di Bali.

"Kami ingin menyampaikan bahwa yang foto yang diambil Agus benar-benar foto asli dan bukan rekayasa. Foto itu murni karya foto jurnalistik," ujar Ketua Pewarta Foto Indonesia (PFI) Jakarta, Muhammad Ali, kepada detikcom, Senin (15/11/2010), Ali menjelaskan hal ini perlu dilakukan, karena ada segelintir orang yang menuduh Agus melakukan rekayasa foto. Padahal menurut Ali, para ahli IT pun telah menyatakan foto tersebut asli bukan rekayasa.

"Kita ingin menyampaikan pada polisi, pada satgas, dan pada orang-orang yang menangani kasus ini. Dengan foto ini kebenaran terungkap," terang fotografer surat kabar Jawa Pos ini.Ali menambahkan dalam 50 tahun terakhir, tidak ada foto jurnalistik yang membuat heboh seperti foto Agus. "Jika tidak ada foto itu, mungkin berbagai kasus kolusi terus terjadi," terang dia.

Mengenai apakah pria dan wanita dalam foto itu adalah benar-benar Gayus Tambunan dan istrinya, Milana, PFI menyerahkan semuanya pada Satgas dan polisi.

"Tugas mereka yang membuktikan, tugas kami hanya memotret apa yang ada di depan kami," tegasnya.

Rencananya aksi ini akan digelar pukul 13.00 WIB. seluruh anggota PFI yang berjumlah puluhan akan mengikuti aksi unjuk rasa ini.

Seperti diketahui, Agus Susanto adalah wartawan Kompas yang memotret pria yang mirip Gayus dalam pertandingan Tenis Commonwealth Bank Tournament of Champions 2010 pada 5 November di Bali. Polisi bermaksud memintai keterangan suatu saat kelak.

Minggu, 14 November 2010

Merapi Relatif Stabil

Nusantara / Minggu, 14 November 2010 06:30 WIB

Metrotvnews.com, Yogyakarta: Intensitas Gunung Merapi di perbatasan Yogyakarta dan Jawa Tengah, Sabtu (13/11), terpantau relatif stabil. "Data seismograf, pada pukul 12.00-18.00 WIB sama sekali tak terjadi awan panas dari puncak Merapi," kata Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian Yogyakarta Subandriyo.

Menurut dia, guguran tercatat sebanyak 22 kali dan gempa vulkanik sebanyak 22 kali. Gempa tektonik terjadi tiga kali dan tremor beruntun terus terjadi."Kondisi itu tergolong aman. Jika Sabtu sore di kawasan Yogyakarta dan Sleman sempat ada hujan abu itu karena angin sedang mengarah ke selatan dan barat. Hujan abu itu sepenuhnya bergantung pada arah angin," terang Subandriyo.

Dia mengatakan, sejak meletus pada 5 November 2010, intensitas Merapi cenderung menurun. Namun, masyarakat tetap diminta tetap waspada dan tidak gegabah karena penurunan intensitas bukan patokan Merapi akan kembali ke kondisi normal."Tren penurunan intensitas itu masih terlalu jauh sebagai pertanda Merapi akan kembali normal," katanya.

Menurut dia, meskipun intensitas Merapi menurun, peluang untuk terjadi erupsi besar tetap terbuka. Letusan Merapi secara mendadak perlu diwaspadai."Oleh karena itu, kami minta para pengungsi dan masyarakat untuk bersabar. Penurunan radius berbahaya dan status Merapi memerlukan kajian mendalam," katanya.

Ia mengatakan, penurunan radius berbahaya dan status Merapi perlu dikaji dan dibicarakan secara mendalam, bukan hanya berdasarkan penurunan intensitas dalam beberapa hari terakhir."Intensitas Merapi pascaletusan 5 November 2010 cenderung turun dan terpantau relatif jarang mengeluarkan awan panas besar," katanya.(Ant/ICH)

Gayus Melenggang Mulus karena Fulus

Gayus Tambunan, terdakwa kasus suap pajak seakan tak henti membuat sensasi. Pria yang rekeningnya telah diblokir hampir Rp 100 miliar ini tetap saja mampu 'membungkam' hukum dengan menyuap Kepala Rutan dan para anak buahnya. Bahkan, dengan fulus (uang), Gayus diduga bebas melenggang hingga ke Pulau Dewata.Gayus menjadi kembali heboh setelah Harian Kompas memajang foto yang mirip dengan dirinya sedang menonton tenis di Bali. Dalam foto tersebut, pria yang mirip Gayus tampak mengenakan wig dan memakai kacamata.

Dalam berbagai kesempatan Gayus memang membantah telah melenggang ke Pulau Dewata. Dia bahkan berkelakar jika hobinya main golf, bukan tenis. "Saya tetap di tahanan. Saya nggak ke mana-mana," kata Gayus di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada Senin 8 November lalu."Apalagi ini tenis. Saya sukanya golf," jawab Gayus santai sambil nyengir saat terus dicecar wartawan.

Tapi berbagai 'tipu muslihat' Gayus itu tak dihiraukan Mabes Polri. Hingga akhirnya, Kepala Rutan Brimob Kelapa Dua Kompol Iwan Siswanto diganti. Iwan dibebastugaskan karena mengaku telah melakukan kelalaian dalam tugasnya karena telah 'meloloskan' Gayus Tambunan dari tahanan. 8 Petugas Rutan Brimob juga ikut diganti.

Iwan bersama 8 tersangka lainnya pada 8 November telah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan serta dibebastugaskan dari jabatan. Mereka terkena pasal 5 ayat 2 pasal 11, pasal 12, UU Tipikor."Dia akui kelalaian atau ada kesengajaan, kenalah dia. Diproses diganti. Mereka sudah tidak jaga lagi. Sudah diganti. Bukan (dicopot)," kata Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Iskandar Hasan, Selasa (9/11/2010).

Setiap minggu, menurut Iskandar, Gayus dapat bebas keluar dari rutan. Menurut Iskandar, Gayus mempengaruhi petugas sehingga bisa melenggang keluar setiap minggu.Pengacara Gayus mengaku bahwa rekening Gayus senilai Rp 28 miliar dan safety box Rp 70 milliar lebih telah diblokir dan disita Mabes Polri. Kepada tim pengacara, Gayus mengaku sudah tidak punya uang lagi.


Namun ternyata, Gayus masih bisa menyuap KEPALA Rutan hingga Rp 368 juta. Ditambah 'menggaji' para penjaga jutaan rupiah per bulannya.Menurut Mabes Polri, Iwan Siswanto mendapat uang dari Gayus dengan kisaran Rp 50-60 juta. Jika Iwan menerima Rp 50-60 juta, lanjut Iskandar, anggota lainnya menerima bervariasi. Jumlahnya tentu lebih kecil dari Karutan Brimob yaitu Rp 5-6 juta.Meski telah diblokir, harta Gayus kemungkinan masih 'tambun'. Untuk menyelidikinya, penyidik Polri maupun PPATK sedang menyelidikinya untuk dicari tahu bagaimana Gayus bisa menyuap untuk bisa ke luar tahanan.

Gayus diketahui sudah tidak ada di tahanan sejak Rabu 3 November 2010. Polri baru mengetahui hal ini hari Minggu 7 November. Kabareskrim Mabes Polri Komjen Pol Ito Sumardi marah besar. Dia memerintahkan anak buahnya menembak Gayus jika eks pegawai Pajak itu tak segera balik ke selnya.

Para polisi kelabakan dan mencari-cari Gayus. Ayah tiga anak itu berhasil dijemput di rumah mewahnya berharga miliaran rupiah di Kelapa Gading pada Minggu malam. Kasus Gayus makin heboh setelah muncul foto pria mirip Gayus dan mirip istrinya sedang menonton tenis di Nusa Dua Bali pada 5 November pukul 21.00 WIB.Kalau benar yang ada di foto itu Gayus asli, bisa jadi dia murni menonton pertandingan tenis. Namun muncul pula isu Gayus bertemu Ketua Umum Partai Golkar yang juga seorang pengusaha, Aburizal Bakrie alias Ical di sana. Yang jelas pihak Ical menyangkal isu itu dengan menyebut, "Kalau ingin bertemu dengan Gayus, kenapa harus di Bali?" sangkal Ical.

Yogyakarta Diselimuti Hujan Abu Tipis Semalaman

Setelah sempat terhenti pada Sabtu (13/11/2010) petang, hujan abu tipis di Yogyakarta dan sekitarnya kembali terjadi. Namun hujan abu ini tipis ini hanya disebabkan oleh arah angin yang menuju ke selatan.

Pantauan detikcom, di Kota Yogyakarta dari pukul 19.00 (13/11) sampai 01.00 (14/11) hampir seluruh kota terkena hujan abu tipis. Hal tersebut membuat para pengendara sepeda motor mengenakan masker dan menutup rapat helm standar yang dikenakannya.Abu vulkanik dengan kadar tipis tersebut tidak dapat dilihat apa lagi pada malam hari. Namun dapat dirasakan ketika mata kita mendadak atau perlahan terasa perih seperti kemasukan debu.

Hujan abu tipis ini juga dilaporkan sampai menjangkau wilayah Bantul. Semakin ke arah utara maka kadar abu yang jatuh dari langit akan terasa semakin tebal.Namun masyarakat tidak perlu khawatir. Pasalnya hujan abu tipis ini tidak berkorelasi langsung dengan aktivitas Merapi.


Berdasarkan data seismograf Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) dari pukul 00.00 (13/11) sampai 00.00 (14/11) tercatat sama sekali tidak ada awan panas yang keluar dari puncak Merapi.Ada pun dalam rentang waktu tersebut terjadi gempa vulkanik sebanyak 26 kali. Guguran tercatat terjadi 25 kali dan tremor beruntun juga masih terus terjadi.

"Abu vulkanik ini merupakan awan keseharian yang tertiup angin ke arah selatan," ujar petugas piket BPPTK Purwoto dalam perbincangan dengan detikcom, Sabtu dini hari.

Sabtu, 13 November 2010

Ruhut Minta Gayus Tambunan Dihukum Mati

Semua orang geregetan dengan ulah Gayus Tambunan yang masih saja menyuap saat di tahanan. Termasuk Anggota Komisi III DPR, Ruhut Sitompul. Ruhut geram dan meminta agar Gayus dihukum mati saja.
"Walaupun aset sudah disita, dia bisa mengancam menyanyi kepada mafia di luar kalau dia tidak dikasih uang. Kayaknya dia tidak merasa berdosa, saya kira Gayus harus dihukum mati biar tidak melakukan perbuatannya menyuap polisi lagi," ujar Ruhut kepada deetikcom, Sabtu (13/11/2010).

Ruhut meminta Gayus dihukum mati bukan tanpa sebab. Ruhut tak mau Gayus melenggang bebas dari tahanan karena membeli hukum."Apalagi saya lihat ada penilaian psikolog dia psikopat, itu kan bahaya, dia bias-bisa tidak dihukum dan bebas begitu saja," keluh Ruhut.


Ruhut kemudian berharap Polri terus mengembangkan kasus Gayus hingga mengarah ke sejumlah oknum di luar penjara yang terus mensuplai uang kepada Gayus. Menurut Ruhut, Gayus sudah menjadi sosok yang ditakuti di kalangan mafia pajak."Dalam kasus ini perlu dikembangkan, jangan Gayus tambunan sudah menjadi jagoan dia sudah merasa punya ATM dimana-mana yaitu orang yang bersekongkol dengan dia dalam penggelapan pajak," papar Ruhut.

Di internal Kepolisian, Ruhut mendorong agar terus dilakukan pembersihan. Ruhut curiga Gayus sudah menyuap sejumlah aparat Kepolisian."Oleh karena itu semua oknum yang terlibat dengan Gayus sampai petingginya di Kepolisian harus dihukum seberat-beratnya sampai dipecat karena sangat mencoreng citra penegakan hukum kita di tengah musibah," pinta Ruhut.

Kepada Kapolri, Ruhut meminta terus mendorong anak buahnya mengusut kepergian Gayus ke Bali. Menurut Ruhut, hal ini sangat mencoreng citra penegakan hukum di Indonesia."Saya yakin Kapolri tidak terlibat. Tapi saya minta Kapolri jemput bola usut
ini," pungkasnya.

Merapi Terpantau Relatif Stabil Pagi Ini

Setelah sempat mengeluarkan awan panas pada kemarin (12/11/2010) petang, aktifitas Merapi cenderung turun. Gunung paling aktif di Indonesia ini terpantau landai pagi ini.Berdasarkan data seismograf dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Kegunungapian (BPPTK), tercatat tidak ada lagi awan panas yang signifikan setelah kemarin petang yang berakhir pada pukul 18.40 WIB.

Tremor beruntun juga terus terjadi begitu juga dengan suara gemuruh. Sedangkan untuk gempa vulkanik terjadi dua kali dan gempa tektonik satu kali.Cuaca di sekitar Merapi sendiri cukup cerah. Gunung tersebut dapat dilihat dengan jelas dari arah Sleman, Yogyakarta, Bantul.


Badan gunung tampak jelas berwarna biru terpadu dengan warna langit sebagai latarnya yang berwarna lebih muda. Di puncak tampak gumpalan awan tebal mengepul mengarah ke barat."Memang sudah selama dua pekan terakhir selalu mengarah ke barat. Ya ada beberapa yang ke selatan," ujar petugas piket BPPTK Rinekso dalam perbincangan dengan detikcom, Sabtu (13/12/2010) pagi.

Arah angin yang ke barat membuat daerah-daerah di kawasan itu seperti Tempel Sleman dan Muntilan Magelang mendapatkan hujan abu selama beberapa hari terakhir. Sedangkan untuk yang arah selatan mulai relatif jarang dikunjungi abu vulkanik.

Berdasarkan data dari seismograf BPPTK pada Jumat (12/11/2010) petang, awan panas tercatat mulai muncul dari puncak Merapi pada pukul 17.38 WIB sampai 18.40 WIB. Selain itu juga tercatat terdapat gempa tektonik sebanyak dua kali.

Jumat, 12 November 2010

Lahar Dingin Mengalir Deras, Jembatan di Mungkit Magelang Terancam Putus

Lahar dingin mengalir deras di sejumlah sungai di Magelang, Magelang, Jawa Tengah. Akibatnya, jembatan di daerah Progowati, Mungkit, Magelang, tidak bisa digunakan. Jembatan ini ditutup karena tiang penyangganya hampir putus."Tiang penyangganya sudah hampir patah, sehingga ditutup," kata Nursahid warga Bekelan XI, Sendangagung, Minggir, Sleman, Yogyakarta, melalui Info Anda detikcom, Jumat (12/11/2010).

Nursahid menyatakan, arus kuat lahar dingin di daerah itu terjadi pada Sabtu, 6 November lalu. Awalnya jembatan itu masih bisa digunakan, namun kemarin tiang penyangganya hampir patah. "Sekarang ditutup dengan tong dan juga kayu," katanya. Nursahid menjelaskan, jembatan itu adalah jalan anternatif dari Wates menuju Magelang. Akibat ditutupnya jembatan ini, warga sekitar harus memutar melalui jalur utama Yogyakarta-Magelang. "Saya kemarin harus memutar melalui jalur utama, sehingga menjadi lebih lama," katanya.

Nursahid menyatakan kondisi Magelang hari ini cerah, namun debu tipis Merapi masih terasa. Penduduk juga masih mengenakan masker karena debu-debu Merapi di pinggir jalan belum hilang. "Kalau mobil lewat debunya berterbangan, jadi tetap harus menggunakan masker," katanya.

Diperiksa Polisi Soal Sering Keluar Tahanan, Gayus Banyak Lupa

Lupa! Lupa, lupa, lupa, lupa...Lagu milik Kuburan Band itu tampaknya menjadi theme song yang tepat untuk Gayus Tambunan. Terdakwa kasus mafia pajak itu banyak mengaku lupa saat diperiksa polisi terkait kabar gampangnya dia keluar dari tahanan dan bahkan menonton tenis di Bali.

"Ditanya keluar berapa kali, lupa. Biasa itu, Mbak. Enaknya kan tinggal jawab lupa biar nggak ditanya-tanya lagi," ujar Kabid Penum Mabes Polri Kombes Marwoto Soeto saat dihubungi detikcom, Jumat (12/11/2010).Menurutnya, Gayus juga menyangkal telah pergi ke Bali. "Mungkin malu kalau mau ngaku. Tapi polisi kan nggak perlu pengakuan dia, yang penting bukti. Kami sedang kumpulkan bukti-buktinya," lanjut Marwoto.

Dia menjelaskan, kepolisian telah meminta manifest pesawat kepada PT Angkasa Pura. "Itu sudah disampaikan permintaannya. Kalau penyelenggara tenis kan nggak ada nama penonton. Kalau pesawat sama hotel kan mungkin ada namanya," lanjutnya.


Selain itu, polisi juga akan mencocokkan foto dengan wajah asli Gayus. Hal itu pasti dilakukan sebagai bagian dari pemeriksaan. "Pasti itu kita lihat foto sama orangnya seperti dulu (kasus Ariel), nggak mungkin nggak," ucap Marwoto.

Marwoto tidak habis pikir kenapa penjaga rutan sangat manut meloloskan keingin Gayus untuk keluar tahanan. "Itu kenapa juga seperti dicocok hidungnya sama Gayus," cetusnya.Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Iskandar Hasan mengatakan, setiap minggu Gayus dapat bebas keluar dari rutan. Menurut Iskandar, Gayus mempengaruhi petugas sehingga bisa melenggang keluar setiap minggu.

Menurut Mabes Polri, Kepala Rumah Tahanan (Karutan) Brimob Kelapa Dua, Kompol Iwan Siswanto mendapat uang dari Gayus dengan kisaran Rp 50-60 juta. Jika Iwan menerima Rp 50-60 juta, lanjut iskandar, anggota lainnya menerima bervariasi. Jumlahnya tentu lebih kecil dari Karutan Brimob yaitu Rp 5-6 juta.

Menurut Iskandar, Iwan bersama 8 tersangka lainnya pada 8 November telah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan serta dibebastugaskan dari jabatan yang sekarang. Kesembilan orang itu terkena pasal 5 ayat 2 pasal 11, pasal 12, UU Tipikor.

Pada Rabu lalu, Kabareskrim Komjen Ito Sumardi menyatakan, Gayus sudah tidak ada di tahanan sejak Rabu 3 November 2010. Ito baru mengetahui hal itu hari Minggu 7 November. Ito yang marah besar, memerintahkan anak buahnya menembak Gayus jika eks pegawai Pajak itu tak segera balik ke selnya.

Para polisi kelabakan dan mencari-cari Gayus. Ayah tiga anak itu berhasil dijemput di rumah mewahnya berharga miliaran rupiah di Kelapa Gading pada Minggu malam.Kasus ini makin heboh setelah muncul foto pria mirip Gayus dan mirip istrinya sedang menonton tenis di Nusa Dua Bali pada 5 November pukul 21.00 WIB.

Gayus masuk sel Brimob mulai April 2010 dan sejak Juli rutin pelesiran keluar sel setiap pekan.


Kamis, 11 November 2010

Kepala Penjara Brimob Jadi Tersangka?

Liputan6.com, Jakarta: Dugaan terdakwa kasus mafia pajak Gayus H.P. Tambunan menyuap petugas penjara kian menguat. Bahkan, Kepala Rumah Tahanan (Rutan) Markas Komando Brigade Mobil (Mako Brimob), Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, Komisaris Polisi Iwan Siswanto terindikasi melakukan pelanggaran suap. Iwan bersama delapan anak buahnya diduga berperan meloloskan mantan pegawai Direktorat Jenderal Pajak tersebut pada Jumat pekan silam. Gayus pun disebut-sebut sempat menonton pertandingan tenis internasional di Nusa Dua, Bali.

Terkait dugaan tersebut, Kepala Rutan Mako Brimob dikabarkan telah dijadikan tersangka. Sejumlah wartawan kemudian mencari tahu mengenai kebenaran kabar tersebut.

"Pertanyaannya telat itu," ujar Wakil Kepala Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Inspektur Jenderal Pol. Dikdik Mulyana Arief kepada wartawan di Gedung Bareskrim, Mabes Polri, Jakarta, Rabu (10/11) malam. Namun, jenderal bintang dua ini enggan memperjelas terkait status kepala rutan tersebut. "Tanya direkturnya saja (Direktorat III Tindak Pidana Korupsi Bareskrim--Red.)," kata Dikdik.

Seperti diberitakan sebelumnya, terkait beredarnya foto Gayus Tambunan dalam pertandingan internasional tenis di Bali, kepolisian telah mencopot Kepala Rutan Mako Brimob dan delapan penjaga lainnya. Ini berdasarkan hasil pemeriksaan pelanggaran disiplin yang digelar Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) Mabes Polri, Selasa silam, Kepala Rutan Mako Brimob Kompol Iwan Siswanto dan delapan penjaga rutan. Mereka terbukti bersalah dan lalai atas penyalahgunaan hak cuti tahanan Gayus [baca: Kepala Rutan Mako Brimob Dicopot].

Sebaliknya, Gayus Tambunan membantah dirinya terbang ke Bali, selama tiga hari. Mantan pegawai Pajak itu hanya mengaku sempat pulang ke rumah untuk berobat [baca: Gayus Beralibi].(ANS)

Asap Vulkanik Merapi Masih Mengarah ke Barat

Yogyakarta - Gumpalan asap vulkanik Merapi sempat keluar dengan volume besar pagi ini. Seperti yang terjadi pada hari kemarin, asap tersebut cenderung bergerak ke arah barat."Pukul 05.20 WIB sempat ada asap vulkanik tebal ke arah barat daya. Jarak luncuran 3 km," papar salah seorang petugas piket BPPTK yang menolak disebutkan namanya, ketika dihubungi detikcom, Kamis (11/11/2010).


Berdasarkan pantauan detikcom dari Kota Yogyakarta sampai pukul 07.00 WIB, tampak asap putih yang menggumpal dengan bentuk melengkung ke arah barat. Dengan ketinggian kurang lebih sekitar 1 km.Cuaca di sekitar puncak Merapi sendiri terpantau cukup cerah. Badan gunung dari puncak ke lereng dapat dilihat dari kota Yogyakarta.

Pemandangan ini membuat perhatian masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya tersita, karena begitu mereka menoleh ke arah utara (di ruang terbuka) maka Merapi akan tampak jelas meski dari kejauhan.Seperti yang tampak di sekitaran Jl Solo di mana banyak masyarakat yang tengah berangkat bekerja sesekali menoleh ke arah utara untuk melihat Merapi. "Ke barat lagi anginnya," tandas Yulianto salah seorang warga yang turut melihat.

Rabu, 10 November 2010

Tolak Kerja Kontrak Tak Terbatas, Seribuan Buruh Penuhi Bundaran HI

Jakarta - Seribuan buruh memenuhi Bundaran HI bagian barat untuk menolak sistem kerja kontrak yang tidak dibatasi. Akibat usulan yang telah masuk amandemen UU No 13/2003 ini maka dikhawatirkan pengusaha akan suka- suka mempekerjakan karyawan, bisa 5 tahun, 8 tahun dan seterusnya.

Aksi ini di usung berbagai elemen buruh yang tergabung dalam Komite Aksi Jaminan Sosial ( KAJS). "Sistem ini akan membuat pengusaha sesuka- sukanya melakukan kerja kontrak bagi karyawannya," kata orator Indra Munaswar, dalam orasinya di Bundaran HI, Jalan MH Thamrin, Jakarta, Rabu, (10/11/2010).

Tak hanya itu, revisi UU Ketenagakerjaan ini juga membuka peluang bagi pengusaha untuk membebaskan kewajibannya dari ketentutan UU. Seperti upah minimum yang tidak perlu diatur UU, nilai pesangon yang tidak terkontrol dan mempersulit kebebasan buruh seperti demo dan mogok kerja.

"Tak hanya itu, karena beralasan Indonesia masuk dalam pusaran pasar global, maka revisi uu juga memudahkan tenaga kerja asing dan meluaskan ruang lingkup pekerjaan tenaga kerja asing," tegasnya.

Ribuan demonstran membawa spanduk raksasa ukuran 4x6 meter bertuliskan Tolak Revisi UU Ketenagakerjaan, Tolak Liberalisasi Pekerja Kontrak. Mereka juga membawa puluhan pamflet dan bendera satuan massa masing- masing. Lewat 3 buah toa yang berada di truk, orasi cukup membuat seantero sudut bundaran HI terngiang-ngiang oleh suara orator. Rencananya, mereka akan meneruskan aksinya ke depan Istana Negara.

Cuaca Cerah, Merapi Tampak Jelas Pagi Ini

Pagi ini awan dan kabut yang biasanya menyelimuti puncak Merapi tidak terlihat. Gunung teraktif di Indonesia ini pun dapat dilihat dengan jelas dari kawasan Yogyakarta.Pengamatan detikcom, badan Merapi yang berwarna biru dapat dilihat dari arahselatan dan terlihat menawan dipadu dengan warna langit yang berwarna lebihmuda. Bahkan visual juga masih tampak terlihat dengan seksama dari kawasanBantul yang berada di sebelah selatan kota Yogyakarta.

Dari pengamatan di kejauhan, di puncak Merapi terlihat asap tebal berwarna putih yang melengkung ke arah barat. Sedangkan di lereng gunung terlihat embun pagi yang membuat bagian tersebut kurang begitu jelas.
Pemandangan indah ini menarik perhatian masyarakat yang pagi ini tengah memulai aktivitas. Tak sedikit yang behenti kendaraanya atau setidaknya menoleh ke arah utara untuk menyempatkan melihat Merapi yang tidak setiap pagi dapat terlihat jelas tersebut.

"Melihat Merapi Mas. Pemandangane apik (bagus)," ujar salah seorang pelajarMadrasah di Piyungan, Bantul yang menyempatkan diri untuk berhenti darisepedanya untuk melihat pemandangan Merapi, Rabu 10/11/2010).Semakin ke utara pemandangan semakin tampak jelas. Seperti yang terlihat di Jl solo. Banyak masyarakat yang menyempatkan diri untuk turun dari kendaraannya untuk sekadar melihat atau pun mengabadikan dengan kamera ponsel.


Seperti kemarin, Merapi pada malam sampai pagi hari ini intensitasnya relatif menurun. Namun suara gemuruh tetap terdengar jelas dari sejumlah pos pengamatan seperti di Balerante, Klaten dan Pakem, Sleman."Asap vulkanik terlihat jelas ke arah barat. Ada guguran kecil. Gemuruh tetap terdengar. Gitu ganti," ujar salah seorang petugas di pos tiga, Balerante Klaten, via handytalky.

Cuaca cerah memang tengah menyelimuti daerah Sleman, Yogyakarta dan Bantul pada pagi ini setelah semalam hujan lebat mengguyur wilayah tersebut.

Selasa, 09 November 2010

Secret Service, Perisai Presiden AS

JAKARTA, KOMPAS.com - Hiruk pikuk di sekitar kegiatan atau kunjungan presiden Amerika Serikat (AS), sebagaimana halnya dalam kunjungan dua hari Presiden Barack Obama ke Jakarta kali ini, tidak lepas dari amatan para pria berjas hitam, berkacamata gelap dan berbadan tegap yang setia menyertai sang presiden. Mereka adalah agen-agen pilihan yang bernaung di bawah PPD (Presidential Protection Details) yang merupakan unit dari US Secret Service (USSS). Mereka menjadi perisai hidup presiden AS dari kemungkinan serangan.

Presiden AS, dalam sejarah keberadaan negara itu, sudah beberapa kali menjadi target serangan. Sejak tahun 1960-an misalnya, Presiden John F Kennedy (terbunuh), Gerald Ford (dua kali diserang, tapi tidak terluka) dan Ronald Reagan (mengalami luka serius) telah menjadi korban saat tampil di depan umum. Bahkan setiap hari, Presiden AS menghadapi berbagai macam ancaman pembunuhan, baik ancaman jenis konvesnional seperti penembakan sebagai dialami Presiden Ronal Reagan dan John F Kennedy, atau ancaman pembunuhan yang disampaikan lewat telepon serta surat. Obama misalnya, yang menjadi presiden kulit hitam pertama AS, sehari bisa mendapat ancaman sampai 300 kali.

Alasan para pelaku beragam. Majalah Commando edisi April 2010 melaporkan, para pelaku ada yang bermotif kedongkolan secara politik terhadap sang presiden, tetapi ada pula yang karena gangguan seksual seperti yang dilakukan seorang homoseksual di Washington. Ia bermaksud membunuh Presiden Ronald Reagan hanya agar bisa dijebloskan kembali ke penjara. Usut punya usut, rupanya ia sangat merindukan kekasih sesama jenisnya yang masih mendekam di penjara.

Secret Service dengan semboyannya Worthy of Trust and Cofidence (Layak di percaya dan diandalkan) merupakan satu-satunya lembaga dengan tugas dan tanggung jawab unik. Sejak dibentuk pada 5 Juli 1865, tidak kata santai bagi Secret Service dalam tugas sebagai perisai presiden AS.

Uniknya, lembaga itu awalnya tidak dibentuk sebagai pengawal presiden. Secret Service merupakan lembaga penegak hukum federal yang merupakan bagian dari Departemen Keamanan Dalam Negeri AS. Para anggotanya dibagi antara Agen Khusus dan Divisi Berseragam. Hingga 1 Maret 2003, Secret Service merupakan bagian dari Departemen Keuangan. Lembaga itu kini memiliki dua bidang tanggung jawab yang berbeda. Pertama, peran keuangan yang meliputi misi seperti mencegah dan menginvestigasi pemalsuan mata uang AS dan surat-surat berharga serta penyelidikan penipuan besar. Kedua, peran keamanan, yaitu memastikan keselamatan pemimpin nasional saat ini dan mantan presiden serta keluarganya, seperti presiden, mantan presiden, wakil presiden, dan calon presiden AS.


             Presiden AS Barack Obama dikeliling oleh para pengawalnya.

Tanggung jawab awal Secret Service adalah menyelidiki kejahatan yang berkaitan dengan Departemen Keuangan dan kemudian berkembang menjadi bagian intelijen dalam negeri dan badan kontra intelijen. Banyak misi badan itu kemudian diambil alih oleh lembaga yang kemudian seperti FBI, ATF, dan IRS.

Misi investigasi utama Secret Service adalah untuk menjaga sistem pembayaran dan keuangan AS, ini antara lain mencakup kejahatan yang melibatkan penipuan oleh lembaga keuangan, penipuan komputer dan telekomunikasi, dokumen-dokumen identifikasi palsu, transfer dana elektronik dan pencucian uang.

Namun, setelah pembunuhan Presiden William McKinley tahun 1901, Kongres mengarahkan Secret Service untuk melindungi presiden AS. Saat ini, Secret Service secara hukum berwenang untuk melindungi presiden, wakil presiden, presiden dan wakil presiden terpilih; keluarga langsung dari individu-individu yang telah disebut pada poin terdahulu; mantan presiden dan pasangan mereka sepanjang hidupnya kecuali jika pasangan itu menikah lagi. Tahun 1997, undang-undang membatasi perlindungan USSS untuk mantan presiden hanya untuk jangka waktu tidak lebih dari 10 tahun sejak mantan presiden meninggalkan Gedung Putih; anak-anak dari mantan presiden sampai usia 16 tahun atau 5 tahun setelah masa jabatan presiden habis; mantan wakil presiden sampai 6 bulan setelah jabatan berakhir: (Sekretaris Keamanan Dalam Negeri dapat memperpanjang waktu perlindungan); keluarga mantan wakil presiden sampai 6 bulan setelah masa jabatan berakhir.

Kisah Heroik
Peristiwa pembunuhan Kennedy menyimpan kisah tentang keberanian seorang agen Secret Service, Clint Hill yang melindungi Nyonya Kennedy. Hill berada di kendaraan di belakang limusin Presiden John F. Kennedy saat penembakan terjadi. Saat penembakan berlanjut, Hill melompat dari kendaraannya yang sedang melaju ke bagian belakang mobil kepresiden yang juga terus bergerak untuk memandu Nyonya Kennedy menuju ke jok belakang mobil. Dia kemudian melindungi Presiden dan Ibu Negara dengan tubuhnya sampai mobil itu tiba di rumah sakit.

Meski mereka merupakan orang-orang pilihan yang telah melewati proses seleksi dan latihan ketat yang memakan waktu berbulan-bulan di markas besar USSS, mereka tetap manusia yang tidak luput dari kesalahan. Kasus kecolongan beberapa kali terjadi, di antaranya ada yang fatal, seperti yang menimpa John F kenney itu.

Kasus paling akhir yang sangat memalukan adalah penyusupan yang dilakukan oleh pasangan Michelle dan Tareq Salahi pada acara jamuan makan malam yang diadakan Presiden Obama untuk tamunya Perdana Menteri India, Mahmohan Singh, beberapa waktu lalu. Pasangan itu dengan leluasa menghadiri acara makan malam tersebut, lalu bersalaman, berfoto-foto dengan tampang riang bersama Obama, kemudian mengunduh foto-foto tersebut di laman mereka di Facebook. Padahal mereka merupakan tamu tak diundang yang hanya ingin terkenal.

Jalan di Kaliurang Dibuka, Pengungsi Merapi Tengok Rumahnya

Hujan debu Merapi di kawasan Kaliurang, Sleman, Yogyakarta, mulai mereda dan jalan-jalan telah dibuka. Sejumlah pengungsi menegok rumahnya dan mengambil barang-barang yang dibutuhkan.Pengamatan detikcom, Selasa (9/11/2010), Jalan Kaliurang KM 14, tepatnya dekat kampus Universitas Islam Indonesia (UII) sudah dibuka untuk umum.

Beberapa polisi yang berjaga-jaga tidak melarang pengungsi yang ingin menegok rumahnya. "Hati-hati," pesan seorang polisi yang berjaga-jaga kepada setiap pengendara yang melintas.Begitu pula di Jalan Kaliurang KM 10, Kecamatan Pakem, yang sebelumnya digunakan sebagai posko utama kini mulai didatangi Tim SAR dan anggota TNI.Pengungsi terlihat berlalu lalang di Jalan Kaliurang. "Cuma nengok rumah. 2 Hari kan kita tidak pulang. Kemarin-kemarin masih dilarang tetapi sekarang sudah boleh. Ternyata masih aman. Sekalian mau ambil termos. Penting di pengungsian buat ambil air panas," kata Parwito Wiyono.

Kediaman Parwito terletak di Jalan Kaliurang KM 22, Dusun Purworjo, Desa Hargobinangun KM 22. Rumah Parwito tidak rusak hanya terlihat kotor dan dipenuhi debu dan pasir.Warga di kawasan Wisata Kaliurang KM 26 dan KM 27 juga pulang sejenak ke rumahnya. Mereka mengambil tikar, kasur lipat, dan peralatan rumah tangga.


Dari kawasan Kaliurang, samar-samar terdengar gemuruh Gunung Merapi. Volume gemuruh kecil. Gunung Merapi tampak diselimuti kabut tebal. Jalan-jalan dan pepohonan masih diselimuti debu. Aparat Kepolisian sibuk berpatroli.

Jembatan Kali Kuning, yang menghubungkan Desa Hargobinangun dan Desa Umbulharjo, dipenuhi endapan lahar dingin berupa pasir dan lumpur. Banyak juga ditemukan batang pohon yang tumbang yang menutup jembatan dan menghambar aliran sungai.

Pengungsi Merapi di Klaten & Boyolali Masih Kekurangan Bantuan

Bantuan korban Merapi yang tersebar di berbagai lokasi pengungsian masih belum merata. Pengungsi Merapi yang tinggal sementara di SMPN 3 Jatinom, Klaten, Jawa Tengah dan di Boyolali masih kekurangan obat-obatan dan makanan.

"Pengungsi di sini kebanyakan orang tua dan anak-anak. Kita masih kekurangan obat-obatan dan makanan," kata Widodo, salah seorang warga Klaten, melalui Info Anda detikcom, Selasa (9/11/2010).
Widodo menjelaskan, pengungsi tinggal di kelas-kelas yang ada di SMPN 3 Jatinom. Pengungsi juga terpaksa antre saat menggunakan MCK yang ada di sekolah itu.




"Jumlah pengungsinya cukup banyak, sedangkan MCK yang ada di sekolah itu terbatas," katanya. Widodo menyatakan, kondisi di lokasi pengungsian masih normal. Gemuruh dari dari Gunung Merapi juga sudah jauh berkurang dibanding harui hari sebelumnya."Semalam pengungsi bisa tidur nyenyak karena gemuruh Merapi berkurang," katanya.

Hal yang sama diungkapkan oleh warga Boyolali, Trianto. Menurutnya korban Merapi yang mengungsi ke Merapi masih kekurangan bahan makanan. "Bantuan untuk pengungsi Merapi yang berada di Boyolali masih minim, terutama makanan," ucapnya.

Polisi Harus Beberkan Dugaan Keberadaan Gayus di Bali

Polisi jangan menutup-nutupi dugaan keberadaan Gayus Tambunan di Bali. Banyak kalangan menilai sulit menyangkal pria mirip Gayus dalam foto yang tersebar adalah benar-benar Gayus. Polisi harus membeberkan mengapa Gayus bisa ada di Bali, ratusan kilometer dari selnya di Bareskrim Polri.

"Polisi harus menyelidikinya," kata Direktur LBH Jakarta Nurkholis dalam siaran pers, Selasa (9/11/2010).
Selain itu, polisi juga harus mencari tahu apa kegiatan Gayus di Bali. Tidak mungkin tahanan sekelas Gayus hanya liburan dan menonton tenis saja.


"Harus dicari tahu, siapa yang ditemui Gayus di Bali," desak Nurkholis.
Nurkholis menduga, bisa saja Gayus bepergian ke Bali, terkait dengan kasus yang membelitnya. Gayus bisa saja terbang ke Bali untuk menemui orang penting terkait kasus mafia pajak dan hukum.

"Keberadaan Gayus di Bali itu mungkin berkaitan dengan kasus perusahaan pajak yang dia pegang," tutup Nurkholis.Sebelumnya, anggota Komisi III DPR dari FPKS Nasir Jamil meminta Polri memberi sanksi kepada pejabat yang berwenang terkait kepergian Gayus dari Rutan Mako Brimob Kelapa Dua, Depok. Nasir khawatir hal ini akan memicu kecemburuan sesama napi.

Lebih dari itu, Nasir menuturkan, Polri harus menyelidiki ke mana ke pergian Gayus. Bisa jadi Gayus menemui sesama mafia di luar sana.Nasir berharap kejadian ini tidak terulang kembali. Sebab, hal tersebut menguatkan asumsi masyarakat adanya kongkalikong antara polisi dengan tahanan terkait perizinan keluar.

Sebelumnya, Gayus dikeluarkan dari rutan Brimob Kelapa Dua, Depok, untuk berobat. Namun, rupanya mantan pegawai pajak tersebut kembali ke rumahnya di Kelapa Gading, Jakarta Utara.Selain itu, ada foto pria yang mirip dirinya saat sedang menonton turnamen tenis di Bali. Gayus telah menyangkal foto itu adalah dirinya. Dia mengaku tetap berada di tahanan.

Senin, 08 November 2010

Pagi Ini, Pencarian Relawan Tagana Dilanjutkan

Metrotvnews.com, Sleman: Dua relawan Tagana, Supriyanto dan Supriyadi, belum ditemukan. Bekti, salah seorang anggota Tagana, mengatakan Pencarian kembali dilanjutkan Senin (8/11), sekitar pukul 07.00 WIB.

Tim pencari kedua relawan tersebut akan berkumpul di Pasar Kejambon, timur kecamatan Cangkringan, Sleman, pagi ini. Tim antara lain terdiri dari relawan Tagana dan brigade mobil Kepolisian Daerah DI Yogyakarta.

Sementara dua korban hilang lainnya, Aryatno dan Sumiyo, ditemukan tewas di Dusun Gadingan, Desa Argomulyo, Kecamatan Cangkringan. Kedua jenazah dimakamkan secara massal, kemarin.(RAS)

Tekanan Gas Merapi Timbulkan Gemuruh, Elektrostatik Munculkan Petir

Beberapa warga Yogyakarta dan sekitarnya mengeluhkan adanya gemuruh di Gunung Merapi. Bahkan ada warga yang melihat petir. Gemuruh itu disebabkan tekanan gas Merapi. Petir karena ada loncatan listrik statis.

"Suara gemuruh Merapi sampai kota Purworejo yang berjarak kurang lebih 62 km dari Yogyakarta. Terlihat kilatan petir dari arah selatan dan timur kota Purworejo," ujar Adi, pembaca detikcom melalui fasilitas Info Anda, Minggu (7/11/2010) malam.Gemuruh Gunung Merapi juga dikhawatirkan beberapa warga, seperti Nugroho Widyantoro yang tinggal di Surobayan, Jatianom, Klaten, Jawa Tengah."Malam ini pukul 00.00 WIB saya terbangun dan mendengar gemuruh Merapi. Suara Merapi terdengar lebih keras dari biasanya, semakin malam serasa semakin mencekam saja. Jarak rumah saya ke puncak Merapi sekitar 25 km," tulis Nugroho di Info Anda.

Keluhan serupa dikeluarkan Triyono (warga Karanganom, Mudal), Arief KHS (warga Klaten), dan Aries yang juga warga Klaten. Menurut Kepala Badan Penyelidikan dan Penelitian Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta, Subandriyo, gemuruh dan petir itu merupakan fenomena alam yang menyertai erupsi gunung berapi.



"Tekanan dalam magma masih sangat besar, terutama gasnya yang sangat kuat timbulkan suara gemuruh," ujar Subandriyo ketika dikonfirmasi detikcom, Senin (8/11/2010).Sedangkan fenomena petir, karena ada lompatan api yang bisa menimbulkan listrik statis yang menghasilkan petir."Iya karena itu terjadi hembusan kolom asap hampir sepanjang hari tanpa henti biasanya memang timbul petir karena elektrostatik, setiap gunung meletus timbul loncatan api," tuturnya menjelaskan asal usul petir.

Dia mengimbau agar masyarakat tak gampang panik dan termakan isu. "Khususnya untuk masyarakat sekitar Merapi jangan terpancing dengan isu letusan sampai 60 km, ada gas beracun dan sebagainya, sampai sekarang nggak terbukti," pesan dia.

Sabtu, 06 November 2010

Kisah Penampung Pengungsi yang Jadi Pengungsi

Sleman - Hampir setiap kali Merapi menggeliat, warga Bunder, Purwobinangan, Pakem, Sleman, selalu menampung pengungsi dari desa di atasnya. Ketika harus mendapati desanya turut diterjang abu vulkanik, mereka pun terpaksa meninggalkan desa mereka.

Hal tersebut dikisahkan Madiyo Utomo, salah seorang warga Bunder yang turut merasakan suasana kepanikan luar biasa kala Merapi bererupsi pada Jumat (6/11) dini hari. Padahal kala itu warga Bunder tengah menerima tamu berupa pengungsi dari Kaliurang.

"Pada saat itu kami memang belum tidur. Tapi sangat kaget ketika abu dan hujan kerikil melanda kampung," ujar pria berusia sekitar 70 tahun ini dalam bahasa jawa krama di posko pengungsian Maguwoharjo, Sabtu (6/11/2010) WIB.
Lalu apa yang terjadi dengan warga Bunder dan warga Kaliurang yang ditampungnya? Mereka pun menyelamatkan diri dengan cara mandiri ke arah selatan. Sebagian besar di antara mereka menggunakan truk, namun juga tak sedikit yang menggunakan sepeda motor pribadi.

Warga mengaku proses 'pelarian' tersebut cukup memberi kesan mendalam bagi mereka. Sebabnya, meski tinggal di kaki gunung Merapi, mereka belum pernah sekali pun merasakan hujan kerikil sepanjang hidup mereka.
"Tiap kali ada kerikil besar yang mengenai helm, saya sampai menjerit. Takut, bingung dan gugup sekali rasanya," tandas salah seorang warga Bunder lainnya bernama Sri listiyono.
Bahkan Sri menungkapkan, sejak masa sesepuh dusun bunder terdahulu, kejadian mencekam seperti Kamis malam kemarin belum pernah terjadi. Ini yang membuat warga cukup panik kala debu vulkanik yang disertai kerikil menghujam ke permukaan bumi Sleman.

"Mungkin ini kejadian pertama kalinya sejak dusun Bunder ada," tukas Sri.
Hampir sebagian besar warga Bunder sendiri mengungsi di posko Maguwoharjo. Mereka menempati satu kapling yang berada di sebellah utara stadion.
Seperti diberitakan sebelumnya, aktifitas gunung Merapi yang telah meletus pada 26 Oktober silam sampai saat ini belum juga menurun intensitasnya. Malahan gunung teraktif di Indonesia ini meletus dahsyat pada Jumat (4/11) dini hari. Letusannya lebih besar dari sebelumnya.

Sejumlah pengungsi yang sudah berada di pengungsian juga terkena imbasnya. Zona aman yang sebelumnya sejauh 15 Km dari titik puncak pun diperjauh menjadi 20 Km.





Hampir semua dam di Kali Gendol dipenuhi kayu-kayu yang terbakar dan material Merapi sisa luncuran awan panas yang terjadi pada hari Jumat dinihari.


                                 Kali Blongkeng, 6 jan 2010

Jumat, 05 November 2010

Politik Para Demit

Jakarta - Gunung Merapi masih terus memuntahkan isi perutnya. Prahara itu mengobrak-abrik Kota Yogyakarta dan sekitarnya. Di tengah itu tampil Mbah Ponimin bilang ketemu Sultan Agung, muncul awan Petruk, dan Dr Surono ahli gunung mendapat 'gelar' baru Mbah Rono. Inilah politik para demit yang tidak enak dinalar tapi asyik didengar.

Mumpung gunung mistis itu masih bergolak, rasanya menarik untuk memasuki batin orang Jawa. Insan berperadaban lama, pengamal euphemisme, dan pemberi makna tiap kejadian dan benda. Pengayaan itu membuat banyak orang tidak paham. Padahal jika ranah ini dibawa ke Islam, maka mirip garis besar 'Ihya Ulumuddin' gagasan Al Ghazali. Syariat itu wadag. Ma'rifat itu jiwa.

Manusia Jawa itu hakekatnya adalah spiritualis sejati. Dia tidak hanya bicara kebaikan, tetapi sekaligus pelaku kebaikan. Syariat dijalani dengan kata dan sikap. Ma'rifatnya diendapkan sekaligus dilakukan. Itu latar idiom ing ngarso sung tulodho, ing madyo bangun karso, tut wuri handayani. Di depan memberi contoh. Di tengah menyemangati. Di belakang mendorong menuju kebaikan.

Almarhum Kuntowijoyo menyebut manusia Jawa itu introvert. Itu karena kebaikan dalam budaya Jawa disimbolisasikan padi. Padi yang berisi itu menunduk. Padi yang tegak itu gabuk. Tidak ada isinya. Ini sebagai metafora, bahwa orang yang berilmu, orang cerdas, orang yang memimpin dan sadar sebagai pemimpin itu adalah yang tidak pongah. Dalam darahnya lebih banyak dialiri unsur malaikat ketimbang setan.

Manusia yang punya budi pekerti luhur itu dituakan. Dia dijadikan tempat mengadu. Diposisikan sebagai embat-embate pitutur (pertimbangan) dalam segala persoalan. Dan orang yang sudah sama dalam kata dan tindakan itu dipanggil mbah, eyang, dan romo. Adakah Mbah Rono dan Mbah Ponimin memang sudah pada tahapan itu?

Ini penghargaan bernilai spiritual yang bersifat metafisis. Orang yang dituakan itu adalah orang yang mengamalkan filosofi budi. Dia tidak kebendaan. Apalagi pamrih jabatan. Jangan kaget jika berpuluh-puluh tahun lalu orang kaya di desa selalu dicurigai. Dituding mengkaryakan Tuyul atau Nyai Blorong, makhluk antah-berantah yang dipercaya mampu membuat kaya.

Sifat mengutamakan keluhuran itu sekarang memang semakin langka. Banyak yang bilang manusia Jawa kini sudah hilang 'Jawanya'. Hilang etikanya. Hilang budi pekertinya. Hilang sifat spiritualitasnya, karena sudah menjadi pengamal filosofi materi. Jujur tapi miskin itu hina. Punya jabatan tinggi tidak korupsi itu naif. So, orang Jawa yang baik sekarang adalah perampok dan maling. Maling rakyat dan maling negara.

Budaya profan itu memang tuntutan. Tuntutan dari hedonisasi yang merambah seluruh sendi. Orang Jawa tak lagi menyisakan waktu nglalar lan nglulur (instrospeksi). Dan yang Islam menempatkan salat sekadar kewajiban. Wajib manembah mring Gusti Allah, tak peduli hanya dijalankan seperti check-lock absensi atau malah hanya tabik sambil berlari.

Profanisme itu yang merusak segalanya. Orang kaya hasil maling dipuja. Sogok dan suap demi lancarnya urusan dihalalkan. Cagar budaya, cagar alam, cagar-cagar yang lain dirusak untuk diduitkan. Dan ketika alam marah, maka reaksi logis adalah saling menyalahkan. Itu karena watak spiritualitasnya sudah hilang. Manusia tinggal punya mulut untuk berteriak dan punya akal untuk ngakali.

Manusia Jawa memang sinkretis. Tapi sinkretisme itu bukanlah penggabungan seluruh agama untuk dijadikan satu ugeman. Sinkretisme disini adalah suatu penghargaan terhadap kepercayaan orang lain yang berbeda. Asas harmonisasi tetap menjadi soko guru, karena perbedaan adalah radiks harmoni. Dengan begitu, maka pengakuan Mbah Ponimin bertemu Sultan Agung memang bukan berlatar 'Islami'. Ini sama dengan penipuan mata melihat awan Petruk.

Wadagisme itu adalah politik para demit agar semuanya bubar. Jika manusia Jawa masih memegang roh spiritualitas nenek moyangnya, tentu tidak melihat setan sebagai lawan yang harus dilawan. Memang benar makhluk itu dicipta untuk menggoda. Menggoda kita agar jauh dari-Nya dan salah langkah. Tapi secara spiritual, kita harus berterimakasih pada Allah karena didampingi setan agar makin beriman dan kian dekat dengan-Nya.
Baca 'Sajaratul Kaun' yang mengkisahkan setan bertamu pada Nabi Muhammad SAW saat junjungan kita itu dikelilingi para sahabat. Umar Bin Khattab yang marah dan hendak membunuhnya dicegah oleh Nabi. Panutan yang dikenal jujur itu menyuruh menanyai yang baik dan buruk baginya agar manusia menjauhi yang diinginkan setan dan menjalankan yang tidak disukai setan.

Dan di tengah keprihatinan saudara-saudara kita yang terkena musibah, coba sedikit kita renungkan kata-kata James Own dalam 'The Satanic Tragedy'. 'Setan itu kasihan. Tobat pun masih akan masuk neraka. Tapi kalau kita mengasihani setan, itu sama artinya kita telah digoda setan.' Subhanallah!

Politik setan memang halus dan menjebak. Adakah kita mengamalkan itu dengan saling menghujat perbedaan dan saling menyalahkan tragedi yang terjadi?

*) Djoko Suud Sukahar adalah pemerhati budaya, tinggal di Jakarta. (detiknews)



                   Lahar dingin di jembatan Ngentak, Ngaglik Sleman

Kamis, 04 November 2010

Kronologi Aktivitas Gunung Merapi Mulai Pagi Hari

Gunung Merapi tak kunjung berhenti menyemburkan awan panas sejak Rabu(3/11)
siang kemarin hingga pagi ini, Kamis(4/11) siang. Hujan abu vulkanik yang dihasilkan dari gunung ini bahkan sudah mencapai berbagai kawasan yang jaraknya cukup jauh dari Merapi.

Menurut Waluyo Raharjo selaku koordinator Basarnas Merapi seperti ditemui
detikcom di Posko Utama Pakem, Sleman, Yogyakarta. Sejak pukul 24.00 WIB Rabu (3/11), guncangan lokal sudah terjadi puluhan kali.

Gunung Merapi sendiri masih memuntahkan awan panas sejak kembali meletus pukul 06.00 WIB pagi tadi dan masih bisa terlihat secara visual awan panasnya menyembur hingga 5.000 meter dengan arah angin ke barat.

"Sementara untuk debit lahar dingin di Kali Kuning sudah menurun, tidak sederas kemarin sore," tukas Waluyo yang melihat langsung ke lokasi pukul 10.00 WIB tadi.

Berikut Kronologi Aktivitas Merapi pada 4 November berdasarkan laporan tim
Basarnas di Posko Utama Pakem, Sleman, Yogyakarta:

-Pukul 24.00 WIB dilaporkan guncangan gempa lokal sudah terjadi puluhan kali di sekitar kawasan Merapi.

-Pukul 06.00 WIB Gunung Merapi kembali meletus dan bisa terlihat secara visual awan panasnya menyembur hingga 5.000 meter dengan arah angin ke barat.

-Pukul 10.00 WIB debit lahar dingin di Kali Kuning dilaporkan sudah mulai
berkurang dan tidak sederas kemarin sore.

-Pukul 11.30 WIB suara seismograf yang terdengar melalui HT (Handy Talky) di
Posko Utama Pakem menandakan bahwa Gunung Merapi masih 'terbatuk-batuk' dengan tingkat erupsi yang tidak begitu tinggi.

-Pukul 12.00 WIB masih terjadi erupsi. Cuaca di kawasan Merapi mendung tebal dan hujan sehingga menyulitkan pantauan visual Gunung Merapi.

-Pukul 12.15 WIB debit lahar dingin di Kali Gendol dan Kali Boyong mengalami
peningkatan akibat hujan yang melanda kawasan Merapi. Sementara itu belum ada laporan peningkatan debit di Kali Kuning dan Kali Woro.

"Suara seismograf seperti itu juga pasti menandakan ada awan panas yang
menyembur. Hanya saja kita belum bisa mengetahui ke arah mana awan panasnya," ujar salah seorang anggota Basarnas di Posko Utama Pakem.

Waluyo sendiri meyakinkan walau secara visual tidak bisa melihat arah semburan Merapi namun jarak 15 km kemungkinan besar masih aman.



(detiknews)